Waspada 8 Penyakit yang Sering Muncul Saat Cuaca Ekstrim
Cuaca belakangan ini terasa cukup ekstrim ya guys. Hampir seluruh wilayah di Indonesia merasakan cuaca yang panas. Seperti di wilayah Tangerang Selatan, di mana saya tinggal. Saat siang hari, terasa sangat panas. Mau tidak mau saya pakai kipas angin sepanjang hari. Bahkan malam hari pun masih terasa gerah.
Menurut info dari databoks, wilayah Tangerang Selatan ternyata merupakan salah satu kota dengan suhu terpanas di Indonesia per April 2023. Wow!! Menurut BMKG melalui akun IG resminya, @infobmkg, suhu panas ini berasal dari siklus rutin yang biasa terjadi setiap tahun.
Gerak semu matahari merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya
8 Penyakit yang Perlu Diwaspadai dan Sering Muncul Saat Cuaca Ekstrim
Oke, kali ini saya tidak mau bahas soal kota dengan suhu terpanas di Indonesia ya. Justru yang ingin dibahas di sini adalah beberapa penyakit yang sering muncul saat musim panas tiba. Tentu saja kita semua perlu waspada dan cari tahu tindakan preventif apa saja yang bisa kita lakukan.
1. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi ketika lebih banyak cairan yang keluar dari tubuh dibanding cairan yang masuk. Saat suhu dan cuaca terasa panas, biasanya akan meningkatkan risiko dehidrasi, karena tubuh kita akan mengeluarkan lebih banyak cairan melalui keringat.
Beberapa gejala dehidrasi yang perlu kamu ketahui di antaranya adalah mulut terasa kering, haus berlebihan, produksi urin yang menurun, sakit kepala, tubuh terasa lemas hingga terasa pusing. Untuk mencegah dehidrasi tambah parah, minumlah lebih banyak air serta jagalah keseimbangan asupan cairan di dalam tubuh.
2. Panas dalam
Suhu udara yang terasa panas juga dapat memicu panas dalam, apalagi jika kita sering mengonsumsi makanan pedas dan berminyak, misalnya saja gorengan pakai cabe atau saos. Padahal ini enak banget ya guys, hehehe... Apalagi ngemil sambil ditemani secangkir kopi hangat.
Beberapa di antara gejala panas dalam yang perlu kita ketahui seperti tenggorokan terasa panas, bibir terasa kering hingga sering sariawan. Disarankan untuk minum air putih yang cukup dan perhatikan asupan yang bergizi, terutama vitamin C.
3. Kram panas (heat cramps)
Kram panas dapat terjadi ketika suhu udara di sekitar naik. Hal ini ditandai dengan otot-otot dalam tubuh yang menjadi tegang. Biasanya rentan dialami oleh orang-orang yang beraktivitas fisik secara langsung di bawah panas matahari.
Gejala kondisi kram panas seperti kram pada otot, sakit di perut, lengan atau kaki hingga kulit seperti terasa terbakar. Jika sudah muncul gejala ini, segera lakukan tindakan pendinginan dengan memberikan kompres secara perlahan.
4. Ruam panas (prickly heat)
Cuaca yang panas dan lembab, dapat menyebabkan masalah pada kulit, salah satunya ruam panas. Ruam panas terjadi karena terdapat penyumbatan kelenjar keringat yang menyebabkan ruam pada kulit. Ruam ini akan terlihat seperti bintik-bintik merah kecil, gatal dan terkadang terasa seperti terbakar.
Ruam panas biasa terjadi pada area tubuh yang tertutup pakaian atau kulit yang berlipat, seperti di leher, punggung atau lipatan kulit lainnya. Jika kamu mengalami ruam panas, obati area yang terdapat ruam dengan menggunakan bedak atau krim yang mengandung bahan yang melembabkan, seperti aloe vera.
5. Serangan panas (heatstroke)
Serangan panas merupakan kondisi yang serius dan berpotensi dapat mengancam jiwa. Serangan panas terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhu dengan baik. Kondisi ini dapat terjadi ketika suhu di sekitar sangat tinggi dan melampaui kemampuan tubuh untuk mendinginkan diri sendiri.
Gejala serangan panas yang umum terjadi meliputi suhu tubuh yang cukup tinggi (lebih dari 40 derajat celcius), kulit terasa kering dan panas, pusing, kelelahan yang parah, mual, muntah hingga kejang. Serangan panas perlu dilakukan tindakan segera, karena akan berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik.
6. Migrain
Salah satu penyakit yang kerap muncul saat cuaca ekstrim adalah serangan migrain. Agar migrain tidak menyerang, disarankan untuk tidak terlalu lama berdiri di bawah terik matahari langsung.
Apalagi jika suhu udara di luar ruangan sedang dalam kondisi yang tinggi-tingginya. Beberapa langkah preventif yang dapat kamu lakukan di antaranya adalah kelola stress, istirahat yang cukup dan menjaga rutinitas harian secara teratur.
7. Iritasi dan kulit kering
Meski tidak mengancam jiwa, tetapi kondisi kulit kering dan iritasi dianggap cukup mengganggu penampilan dan kenyamanan. Saat kondisi cuaca sedang panas-panasnya, kelembaban alami kulit akan berkurang, alhasil kulit jadi cenderung lebih kering dan timbul iritasi.
Untuk mengatasi masalah iritasi dan kulit kering, kamu bisa menggunakan lotion dan pelembab khusus serta jangan terlalu lama berada di bawah paparan sinar matahari secara langsung.
8. Heat exhaustion
Heat exhaustion tidak terlalu mengancam jiwa. Namun tetap membutuhkan perhatian medis. Beberapa gejala heat exhaustion yang perlu kamu ketahui di antaranya adalah lemah, pusing, keringat berlebihan, mual, muntah, sakit kepala hingga kulit pucat.
Kondisi ini dapat terjadi ketika suhu tubuh terasa terlalu panas dan tidak dapat mendinginkan diri sendiri, sehingga menimbulkan beberapa gejala yang dapat menurunkan kesehatan. Jadi, tetap waspada dan jaga kondisi tubuh sebaik mungkin.
Beberapa Tindakan Preventif yang Bisa Dilakukan untuk Meminimalisir Paparan Panas Ekstrim pada Tubuh
Kita mungkin tidak bisa menghindari cuaca ekstrim ini, karena kondisi ini merupakan fenomena alam yang tidak dapat dicegah. Namun setidaknya kita masih bisa melakukan tindakan pencegahan agar tidak terlalu berbahaya bagi kesehatan.
Berikut ada beberapa tindakan preventif yang dapat kamu terapkan untuk meminimalisir suhu ekstrim pada tubuh :
- Hindari memakai pakaian yang terlalu ketat dan berbahan panas. Sebaiknya kamu mengenakan pakaian yang longgar dan terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat, seperti bahan katun. Hal ini akan membantu tubuh untuk tetap terasa dingin dan tidak terlalu gerah.
- Sebisa mungkin hindari atau setidaknya kurangi dari paparan sinar matahari langsung saat cuaca sedang ekstrim. Carilah tempat yang teduh atau cobalah untuk tetap berada di dalam ruang jika memang tidak ada kepentingan di luar ruang.
- Hindari aktivitas fisik yang terlalu berat dan menguras tenaga yang dapat menimbulkan kelelahan yang ekstrim.
- Cukupi kebutuhan cairan dengan mengonsumsi air putih yang cukup agar terhindar dari dehidrasi. Selain itu, atur pola makan dan pola hidup yang sehat.
- Hindari mengonsumsi minuman yang mengandung alkohol, kandungan gula berlebih atau mengandung tinggi kafein.
- Sebagai perlindungan tambahan, kamu bisa menggunakan lotion dan krim untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari, terutama bagi kamu yang rutin beraktivitas di luar ruang. Selain itu juga bisa menggunakan topi, baju lengan panjang hingga kacamata hitam sebagai pelindung.
Nah itu tadi 8 penyakit yang kerap muncul saat cuaca atau suhu terasa ekstrim. Serta beberapa tindakan pencegahan yang dapat kamu lakukan.
Semoga bermanfaa.
Apalagi utk ku yg memang ga bisa kena panas kelamaan mas. Langsung sakit, biasanya demam dan sakit kepala. Makanya sejak udh resign, aku jaraaaaang kluar jam2 matahari msh bersinar. LBH milih di rumah aja. Keluar ya pas udah malam.
BalasHapusGa kuat bangt Ama panasnya. Ditambah lagi polusi jakarta yg makin parah. Kombo bgt utk bikin sakit di atas + pernapasan bermasalah.
Mungkin karena memang belum terbiasa dengan cuaca panas. Tapi kalo udah terbiasa, bakalan lain ceritanya, sistem imun juga jadi lebih kebal kena panas dan debu
BalasHapus